GLOBAL SULTRA.COM,Kendari -Seiring dengan perkembangan kemajuan zaman ditambah lagi dengan peradaban manusia yg makin menyatu, sehingga proses dialektika Dimasing masing daerah sebagai sebuah kearifan lokal daerah daerah di Sulawesi Tenggara menjadi makin terkikis oleh pengaruh pengaruh peradaban global dan faham faham liberalisme
Semangat kebersamaan, gotong royong saling asah asih menjadi semakin berkurang dan yg terjadi adalah euforia persaingan baik disisi usaha maupun kekuasaan yg makin saling membuat suasana menjadi tidak sejuk.
Saling adu domba, ingin saling menaklukan, menjadi pemandangan sehari hari, baik di media massa media online, saling hina saling merendahkan dan selalu mengedepankan perbedaan justru seakan menjadi budaya baru saat ini.
Dari sekelumit fakta fakta itulah kemudian bapak Laode Riago mendirikan Organisasi KASEISEHA dengan semangat SEISE, SEPUGHU, SEMIE yang artinya kita adalah satu yg ibarat pohon menyatu mulai dari akar hingga daun dan bersama dalam keesaan Allah SWT.
Praktek lapangan dari KASEISE itu diwujudkan, dimulai dengan perjalanan spiritual yg dengan mengunjungi maqam maqam leluhur, mulai dari Maqam Betheno Netombula, makam Murhum (LAKILA PONTO) di Buton, maqam Opmputo Sangia di Muna dan maqam maqam seperti Maqam Raja Sao Sao, Maqam Raja Mokole LAKIDENDE di Unaaha.
Laode Riago yang bergelar Kino Kasaka dalam struktur kerajaan adat Muna mengatakan bahwa
Semangat ini adalah semangat kebersamaan sebagai mana yang telah dilakukan oleh para leluhur kita dimasa lalu.
Mereka begitu kokoh mengedepankan persamaan dan menjauhkan perbedaan, sehingga proses poangka angkatau (saling menghormati) pomaamaasigho (saling menyayangi) popua piara (saling membesarkan) menjadi modal utama terbentuknya Sulawesi Tenggara yg hingga saat ini kita diami sebagai tempat berbangsa dan bernegara yang baik.
Olehnya itu Bapak Laode Riago dalam keterangannya menjelaskan bahwa dengan segala keterbatasan saya, saya berupaya melakukan hal apa saja semampu saya sesuai apa yg saya dengar dari leluhur saya, orang orang tua saya, kakak kakak saya, perlunya melakukan komunikasi dengan tokoh tokoh masyarakat, tokoh tokoh politik, tokoh tokoh agama, meminta wejangan dan saran serta melakukan ziarah dengan semangat persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia..
Semoga Allah memberkati
Pungkasnya.(Red)
Komentar