oleh

Aksi Unras Dan Laporan Ke APH,Forum Penggiat Desa Kecamatan Laeya Menduga Karena Kekalahan Dalam Pilkades

GLOBAL SULTRA.COM.KENDARI,- Kepala Desa Wonua Kongga dalam kepemimpinannya terus menuai sorotan dan berbagai tudingan terkait transparansi pengelolaan anggaran. Namun sejumlah tudingan tersebut diduga sarat dengan nuansa politik akibat kades berhasil memenangkan Pilkades 2024 lalu.

Hal ini nampak saat Aksi unjuk rasa hingga berbuntut pada laporan ke aparat penegak hukum yang terus di lakukan oleh sebagian masyarakat desa Wonua Kongga, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan yang tergabung dalam Front Masyarakat Desa Wonua Kongga (FMWK) di duga di latar belakangi oleh kekalahan dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada 2024 yang lalu. Hal ini di ungkapan ketua Forum Penggiat Desa Kecamatan Laeya, Agus Tinus, S.H.

Diungkapkan-nya, sejak tahun 2023 jelang pemilihan Kepala desa hingga 2024, Kepala Desa Wonua Kongga terus di laporkan baik pengelolaan dana desa, Dana community development (Comdev)dan Corporate Social Responsibility (CSR). Baik di Kepolisian Daerah, Kejaksaan Tinggi, Inspektorat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) hingga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Dengan laporan bahwa Kepala Desa Wonuakongga, tidak transparansi dalam pengelolaan anggaran baik DD, Comdev dan CSR, hingga berujung pada asumsi kepala desa wonuakongga telah melakukan tindak pidana korupsi.

Baca Juga:  Pidato di Forum Musyawarah MAKN Surakarta, YM.La Ode Riago Mendapat Aplaus Dari Peserta

Alhasil kata Agus, semua delik laporan yang telah di masukan oleh FMWK di tindak lanjuti dan di proses sesuai ketentuan yang berlaku baik dari tingkat APH, APIP hingga DPRD.

Namun dalam tahapan hasil proses pemeriksaan, FMWK menganggap kinerja-kinerja yang di lakukan oleh APIP, APH dan DPRD bertentangan dengan persepsi mereka.

” Ini kan aneh, mereka sudah melaporkan Kepala Desa dari berbagai pihak, namun kesan yang diberikan dari FMWK kepada APIP, APH dan DPRD tidak menerima hasil dari proses pemeriksaan dan kesannya mereka lebih hebat dan pintar di banding APIP, APH dan DPRD, lantas yang menjadi pertanyaannya untuk apa mereka melapor kalau tempat mereka melapor sudah bekerja sebaik mungkin namun tidak di percaya, kan aneh dan lucu,”

Bahkan lebih lucunya lagi, masih Agus, FMWK dalam memberikan keterangan bahwa Kepala Desa Wonuakongga tidak transparan dalam pengelolaan dana desa, Comdev hingga CSR, itu hanya opini yang sengaja di lempar oleh FMWK.
Sebab faktanya mereka mengetahui kegiatan-kegiatan hingga anggaran yang dikucurkan di setiap kegiatan.

Baca Juga:  ASR-HUGUA Siap Majukan Wakatobi, Warga Wakatobi Siap Menangkan Paslon 02

“Mereka sudah katakan Kepala Desa tidak transparansi tapi mereka mengetahui kegiatan-kegiatan hingga besaran anggaran yang di keluarkan dalam setiap kegiatan, ini kan unik dan lucu,”

Belum lagi, asumsi yang di buang atas gerakan mereka yakni untuk mensejahterakan masyarakat, namun, Balai Desa yang bertujuan untuk tempat Musyawarah dalam rangka memusyawarahkan program untuk masyarakat malah di segel.

” Seharusnya kalau untuk kepentingan masyarakat, maka yang perlu di perketat adalah bagaimana program-program yang di butuhkan masyarakat di kawal dalam musyawarah hingga di masukan dalam program yang akan di kerjakan oleh Pemerintah Desa hingga sampai realisasi, bukan malah segel Balai Desa, lantas dimana tempat masyarakat akan musyawarah kalau Balai Desa di segel,”

Atas itu, Agus menduga aksi tersebut yang dilakukan oleh FMWK di dasari karena sakit hati akibat kekalahan dalam Pemilihan Kepala Desa pada 2024.

“Dugaan kami ini tentu sangat mendasar, pertama Penggerak dalam Aksi tersebut semuanya adalah Calon Kepala Desa yang kalah dalam pemilihan Kepala Desa kemarin, Kedua tujuan dari gerakan mereka sudah tentu untuk berusaha menjatuhkan Kepala Desa dengan berbagai gaya dan cara mereka,”

Baca Juga:  Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal

Seharusnya, mereka belajar untuk menerima kekalahan dari Pemilihan Kepala Desa, dan jika tujuan mereka untuk membangun Desa, meski sudah kalah, maka membantu dan memberikan masukan kepada Kepala Desa agar apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Wonuakongga di prioritaskan, bukan menimbulkan perselisihan antar Masyarakat.

“Kita Fer-fer saja, kalau memang Kepala Desa hari ini buruk di Mata Masyarakat menurut mereka, maka sudah jelas Pemilihan Kepala Desa kemarin, yang bersangkutan tidak akan Terpilih lagi di Periode Keduanya, namun buktinya Dia Terpilih, itulah tanda bahwa Kepala Desa Wonuakongga masih di harapkan oleh Masyarakat Desa,”

Untuk itu iya berharap agar, FMMK segera menyadari bahwa sikap dan cara mereka telah membuat kegaduhan di lingkungan masyarakat.

” Menerima kekalahan dan membantu memberikan masukan kepada Kepala Desa untuk lebih giat membangun Desa adalah solusi yang tepat jika ingin mensejahterakan Masyarakat, bukan dengan gaya-gaya seperti itu, sebab bukan Sikap seseorang Pemimpin Kesatria seperti itu,”(Redaksi)

.

Komentar