oleh

Sekda Sultra Buka Jambore Bencana 2025, Keselamatan Rakyat Adalah Prasyarat Visi RPJMD

GLOBAL SULTRA.COM.KENDARI, – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., secara resmi membuka Jambore Tangguh Bencana Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2025, yang berlangsung dari tanggal 21 hingga 24 November 2025 di Kendari.

Kegiatan strategis ini merupakan perwujudan komitmen Pemerintah Provinsi dibawah kepemimpinan Gubernur, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka dan Wagub Sultra, Ir Hugua Mling, untuk menjadikan isu kebencanaan sebagai arus utama pembangunan daerah (mainstreaming).

Dalam sambutannya, Sekda Asrun Lio mengingatkan bahwa meskipun dianugerahi kekayaan alam, Sultra berada pada tingkat kerawanan tinggi terhadap berbagai jenis bencana, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga potensi gempa bumi dan tsunami, sebagaimana dikaji dalam Dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi.

Baca Juga:  Atlet Taekwondo Polri Koleksi Emas, Perak dan Perunggu di PON XXI Aceh Sumut

Penekanan utama diberikan pada Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sultra Tahun 2025–2029: “Terwujudnya Sulawesi Tenggara Maju yang Aman, Sejahtera, dan Religius.”

“Kata kunci ‘AMAN’ dalam visi kita, berada di posisi yang sangat fundamental. Memastikan keamanan ini adalah prasyarat dasar sebelum kita berbicara mengenai kesejahteraan dan keberlanjutan,” tegas Sekda Asrun Lio.

Sekda memaparkan bahwa berdasarkan Dokumen KRB Provinsi Sultra 2022–2026, daerah ini menghadapi kerawanan tinggi multidimensi, baik secara Geologis (zona pertemuan lempeng, potensi Tsunami di wilayah pesisir) maupun Hidrometeorologi (Banjir, Tanah Longsor, Cuaca Ekstrem).

“Hal ini menuntut kita untuk bergeser dari paradigma responsif menjadi paradigma preventif dan mitigatif,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa penanggulangan bencana adalah keniscayaan yang harus diintegrasikan ke dalam seluruh Misi Pembangunan Daerah.

Baca Juga:  Pasca Sidang MK, Pj Gubernur : Mari Kembali Bersatu dan Jaga Kondusifitas Bumi Anoa

Oleh karena itu, Jambore Tangguh Bencana ini adalah jawaban praktis Pemprov atas tantangan risiko tersebut. Ia menjadi arena vital untuk melatih ketangkasan dan kecakapan, dari data KRB menjadi aksi nyata di lapangan.

Dia menjelaskan, Jambore ini secara spesifik bertujuan mencapai Output dan Outcome strategis, termasuk:
1. Terbentuknya Jejaring Relawan dan Komunitas Tangguh Bencana yang dapat memberikan bantuan awal sebelum tim Pemerintah tiba.
2. Peningkatan Kapasitas Individu melalui pelatihan skill set teknis, mulai dari pertolongan pertama hingga manajemen logistik darurat.
3. Terjalinnya Koordinasi yang Lebih Baik antara seluruh stakeholder (Pemerintah, TNI/Polri, media, dunia usaha, dan relawan) untuk menguji rantai komando.

Baca Juga:  Tiga Personel Polda Sultra Sabet Penghargaan di Pelantikan SIP Angkatan 53 Gelombang 1

Kepada para peserta, Sekda berpesan agar menjalani proses pembentukan karakter, termasuk Membentuk Jiwa Korsa dan menjadi Duta Kesiapsiagaan yang mentransfer ilmu dan semangat ketangguhan ke masyarakat luas.

“Tujuan utama dari semua upaya ini adalah Terciptanya Budaya Kesiapsiagaan Bencana di Sulawesi Tenggara. Kesiapsiagaan harus menjadi insting, menjadi bagian dari alam bawah sadar setiap warga Sultra.”

Sekda menutup sambutan dengan menegaskan komitmen Pemprov untuk terus memperkuat infrastruktur dan regulasi yang mendukung ketahanan bencana, dan secara resmi menyatakan Jambore dibuka.

(Redaksi)

.

Komentar